Thursday, February 25, 2010

Bahwa Aku dan Bukan Aku

Hingga tanpa sadar, Aku meraih cermin bundar itu.
.....
......
.......
Bukan diriku. Bukan seorang perempuan berwajah pucat pasi yang hidup dalam kesengsaraan setelah melarikan diri dari rumah.



Tapi, dia. Sang monster. Buas. Liar.
Ini bukan Aku.
Atau Aku dalam wujud yang tidak pernah aku sadari sebelumnya.
Atau Aku terlalu takut mengakui bahwa cermin itu telah berhasil mengangkat bentuk hatiku ke permukaan, hingga semua orang bisa melihat betapa hitam dan kelamnya Aku.

Karena bukan hitam putih yang kupunya, tapi hitam.

15 comments:

  1. eh.. ngomongin HITAM?
    Ke blog gek aja yukss...

    *dicubit Clara.

    ReplyDelete
  2. apanya yang hitam mbak,,,,kalau hati kan merah hehehe.....

    ReplyDelete
  3. kenyataan emang kadang tidak seindah yang kita harapkan...

    ReplyDelete
  4. Sebuah perenungan yang dalam. Sajak yang meneankan agar selalu hidup dengan kejujuran...

    ReplyDelete
  5. BERARTI CERMINNYA PUNYA KEKUATAN SUPER BISA MEMBUKA TOPPENG DAN MENGANGKAT BENTUK HATI KE PERMUKAAN...HEBAT BANGET TU CERMIN.

    ReplyDelete
  6. Hitam putih seseorang itu selalu ada dan berdampingan. Entah Hitam yang lebih pekat, atau Putih yang yang bersinar...

    coretan seng apik mbx.. hihiii... :D

    ReplyDelete
  7. hitam dan putih akan selalu ada mengiringi jalan hidup... dan hanya diri kita sendiri yang bisa menentukan letak kita... hitam... atau putih???

    dan kau memilih hitam-mu :D

    ReplyDelete
  8. Ini cerita atau puisi ya? *digetok empunya blog*

    ReplyDelete
  9. ooh,,, orang banten yang berbakat pula kou rupanya,,, ahahahay... keren kali tulisan kou tu,,
    kenal golagong tak,,, kebetulan dulu aku sering mmapir ke rumah dunia,, hahaha

    ReplyDelete
  10. penuh bahan perenungan neh tulisannya clar..
    jadi termenung bacanya..

    ReplyDelete
  11. apanya? wajahnya?
    atau bajunya?
    ataukah itu??

    ReplyDelete