by : Clara
Kata orang kematian itu indah. Benarkah?
Bagaimana kalau justru berada diantara kematian dan kehidupan?
Aku lelah. Sungguh.
Seluruh tenagaku telah larut bersama emosi yang telah kuluapkan. Habis. Puas? Tidak. Aku belum puas. Aku masih mencari apakah masih ada saksi bisu yang mengawasiku dengan tatapan mereka yang dingin, yang bisa kuhancurkan, untuk mengakhiri amarahku yang tersisa? Satu per satu mataku menjelajah ke seluruh ruangan bernuansa serba putih ini, dengan tatapan nanar. Semua terlihat porak poranda, tanpa menyisakan satu pun keutuhan.
Tolong…
Suara lolonganku yang seperti anjing kesakitan, tetap hanya tertinggal sebagai suara rintihan yang tidak akan didengar oleh siapapun. Suaraku hanya memunculkan gelembung-gelembung yang bisa didengar oleh mahluk bersirip di dunia yang berbeda denganku. Bahkan suaraku tidak bisa merambat sampai ke ujung ponsel yang tergeletak lesu, beberapa meter dari gapaianku.
Aku mengirimkan sinyal-sinyal hampa.
Tapi bisakah kau merasakan sinyal dariku?
Tolong…
Aku kesakitan. Aku menderita. Aku ingin bernafas.
Dan aku berpacu dengan waktu, menuju kematiankukah? Atau sekali lagi aku harus kembali pada semua kenyataan pahit yang menimpaku?
Kau duduk di sebuah bangku, dengan kaki yang menyilang begitu angkuhnya, serta pandanganmu yang merendahkanku, seolah aku ini adalah perempuan berpenyakit kusta yang harus kau hindari. Bibirmu yang menyunggingkan senyum sinis. Senyum yang tajam dan menggores hatiku. Kau diam seribu bahasa hanya untuk menghakimiku dengan tatapan membunuhmu.
Kau mencampakkanku!
Hanya untuknya. Demi dia.
Haruskah aku memohon seperti budak yang membutuhkan makanan di kala sang majikan tidak memberinya makan?
Haruskah aku mencium ujung kakimu hanya supaya kau tidak berpaling padanya?
Kau berbahagia di atas penderitaanku.
Kau menginjak seluruh tubuhku hingga kesakitan dengan sikapmu.
Kau menganggapku hanya, ya, seperti perempuan hina yang kotor yang telah berbusuk badannya.
Lihatlah siapa yang lebih kotor?
Aku yang perempuan hina ini, yang mencintaimu secara tulus, ataukah dia, yang seorang laki-laki yang mencintaimu karena kamu juga sakit?
Dan sungguhkah? Kau akan mengusirku seperti anjing betina liar yang bulunya rusak tapi sudah mengabdi bertahun-tahun, hanya demi dia, anjing jantan yang melenggok dengan bulunya yang berkilau?
Pergilah…
Setelah kau puas dengan membuat luka di hatiku.
Setelah lebam di tubuh ini juga kau tinggalkan sebagai kenangan atas kekejian sikapmu yang seperti binatang.
Setelah sesuatu yang paling berharga dari dalam diriku kau rampas penuh nafsu bejat dan liar.
Tik … tok … tik … tok …
Aku masih berpacu dengan waktu. Tanganku semakin terkulai, juga semakin dingin seakan-akan ada yang memberikan es batu ke dalam tempatku berendam. Mataku masih terbuka sedikit, bersama dengan harapan itu. Aku ingin kau mendengar sinyal dariku. Aku ingin kau berada di sini sekarang. Apakah ponselku tak cukup mengirimkan sinyal-sinyal itu?
Aku lelah. Sungguh.
Aku ingin memejamkan mata.
Aku membiarkan darah menetes perlahan, membuat nada indah yang merambat pelan ke telingaku, dari pergelangan tangan ini.
Tolong…
Apakah kau tidak mendengat sinyal-sinyal dariku?
Tik. … tok … tik … tok …
Note: Percikan kisah ini ditulis karena terinspirasi oleh lagu SIGN by Brown Eyed Girls dan sama sekali tidak ingin menyinggung siapapun
Just enjoy ^^
Absen dan nyepam
ReplyDeletemengamankan kaplingan..
baru baca..
scroll atas...
Pertanyaanku,
ReplyDeleteDia itu siapa?
Cewek pa Cowok?
Kalo cowok, ini tentang hombreng yeah??
ReplyDeleteKalo cewek, ini tentang lesbong yeah??
Mohon dijawab bu, asyik sudah nyepam di sini..
ReplyDelete*terbang*
Eh.. ternyata lagi, cuman semenit aku baca,
ReplyDeletesedih melulu cerita kita ya Clar.. ayo kita buat hepi, sekale2.. :)
Gek!
ReplyDeleteYak ampun 5 kapling kamu ambil semua
wkwkwkwkkwkwwkkw....
hayooo, menurutmu dia nya itu cewe apa cowo?
hihhi, aku nda mau kasih tau ah
enak bikin org nebak"
lesbong apa hombreng Gek?
masa dua-duanya? wkwkwkwkwkwk...itu sih ACDC dehhhhh~
iya, banyakan bikin yg sedih
tapi aku susah mau buat yg ceria
karna aku melankolis Gek
kalo udah banyak amalnya si clar..maybe dead is wonderfull.
ReplyDeletebut for me dead is scary....triller...be come goshbump...hahah....
masih takut.
Satu kata aja uda cukup rasanya buat ngomentarin postingan ini, memilukan,..!!
ReplyDeletehahay ikut nyepam juga heheheh nyepam 1
ReplyDeletehehehhee gak boleh nyepam ya?
ReplyDeleteiya nih mba clara kok postingan sedih mulu.... dan butuh otak extra untuk memahaminya
hehehe maklum belum pentium procesornya xixixixi
tetep semangat mba
wawww....mbak Gek! dahsyat! :D
ReplyDeletehmmm...walaupun memilukan -seperti kata kang sugeng- tapi asik!
semua hal,kalo nulisnya pake hati...pasti dalem :)
mmm....kisah nyata y nampaknya?
oh,btw...
ReplyDeletecomment sebelumnya yg menyebutkan mbak gek adalah krn kedahsyatannya menapaki 5 lapak :)
yg bener nie gak nyinggung sya pa sya pa? emang sinyal yg dipancarakan kayak ape? hahahaha
ReplyDeleteaq tahu yang bercerita ini sudut pandangnya adalah cewek, lalu rivalnya adalah cowok..... tapi yang gak aku tahu yang diceritakan si cewek ini ntu cewek apa cowok yak????
ReplyDeletetik-tok-tik-tok ntu suara apa???
tp bagus juga kok.... siapa yang merasa tersinggung yak..... hmmmm
ReplyDelete@Nana: iya, na, tapi kalo kasus si cewek, dia kan bukan tukang amal..hihihihi...
ReplyDelete@Kang sugeng: memilukan ya kang? hihihhi...saya juga bayanginnya ngilu...
@Slam: kalo nyepamnya berhub sama postingan boleh kok *loh* iya apa? masa cerpennya sedih semua ya? hihihi,, waduh, jadi kerja keras dong bacanya ya? jujur, kalo saya jadi pembaca saya juga nda mudeng ini maksudnya apa XD
iya smangat dan thanks
@mino: betul, selama nulis pake hati, ya rasanya pasti dalem ya...hihihihi...
nah lo? kisah nyata ya? *celingukan sambil cengengesan*
@Bandit: nyinggung siapa yg merasa tersinggung *apaan sih* sinyalnya? yah sinyal dari hape itu loh...keliatan nda sinyalnya ada berapa batang?
@Vie: yang diceritain si cewek ini adalah cowok kok. gitu bukan ya maksud kamu? wkwkwkwkwkkw...*dodolku kumat*
makasih vie...^^
cuma takut ada yg merasa tersinggung aja kok
semoga sih nda ada
kok ga mudeng, ini ttg apa yak? *gampar*
ReplyDeleteho...
ReplyDelete'aku' nya cewek.
'dia' nya cowok.
'kamu' nya cewek apa cowok?
bunyi tok-tuk-tok itu bunyi darah netes.
si 'aku' lagi potong nadi sambil rendeman di bath tube kan?
*celingukan*
Baca postingan sambil merinding2 gimana gitu. begitu baca komen,,, gyaaahh... mbak -Gek- dahsyat amat nyepamnya *yg lain juga pada ikutan nyepam* hahaha
ReplyDeleteLoh, kok semua pada ngomongin aku ni Clar....??
ReplyDeletexixiixiixiixix..
(nyepam melulu, hahhaa...)
;)
wah bahas apa nih tapi dari inspirasi lagunya dan dari isi artikel ini wah ada yah yang begituan
ReplyDeletebisa-bisa hetero, atau sesama, yah dua-duanya nggak tahu deh
ReplyDeleterumah baru nih sob...putih bersih.
ReplyDeleteaku suka kalimat ini: Kata orang kematian itu indah. Benarkah?
sy jawab: kematian itu pintu, pemisah antara dua ruangan. bukan pintunya yg masalah, tp suasana ruangan dibalik pintu...
INI SOAL GAY YA MBAK? LOH KOK TULISANNYA GEDE SEMUA?? walah capslocknya idup (-__-") hihihi *ketawa bloon
ReplyDeletetapi pas baca komennya mbak gek, jadi ragu lagi.. ini gay apa lesbi ya?
bunuh diri ya? hiiii
ReplyDelete