Kau…berdiri di sana.
Seperti mimpi, aku menatapmu dari jarak terbentang. Alas beludru berwarna me

Kau dan aku, akan selalu bersama.
Aku menghirup dalam-dalam aroma menyegarkan dari rangkain bunga berwarna-warni dalam genggamanku. Ya, aku tidak sedang bermimpi. Aku bisa mendengar dengan jelas kidung merdu selembut nyanyian surga, bergaung di dalam ruangan bergaya roma itu. Nyanyian indah para malaikat mengiringi langkahku untuk maju. Dengan senyum yang tidak akan bisa luntur, aku melangkah mantap di atas high heels putih bersih yang sangat kau sukai. Aku berjalan di belakang sepasang mungil malaikat cinta, yang sibuk menaburkan kerlap-kerlip cinta kita.
Katamu, aku sangat pantas berdiri dalam rengkuhan atribut serba putih yang menempel di tubuhku. Katamu, aku seperti peri kecil yang dikirim untuk menjagamu dengan kedua sayapku. Dan, katamu, supaya aku menjadi peri kecilmu untuk selamanya.
Aku mengiyakan, waktu itu.
Dan kini, aku masih mendengar suara-suara kidung itu. Menjamah manis telingaku, dan juga telingamu. Menebarkan serpihan manis kebahagiaan, tidak hanya pada kita, tapi juga pada seluruh manusia yang bersedia tersenyum untuk kita. Pada diriku yang merasakan seluruh getar cinta surgawi, inilah hari dimana surga bisa menjadi milik kita, kaum duniawi.
Kau…berdiri di sana. Semakin tampak jelas di mataku.
Tahukah kau, bahwa buket bunga warna-warni dalam genggaman tanganku yang berlapis sarung tipis berbahan spider ini juga memberikan ucapan selamat? Mereka turut berbahagia, hingga warna mereka merekah lebih indah daripada ketika hanya tumbuh di dalam tempatnya, tanah.
Senyumku, senyummu, semakin merekah. Kau menjemput satu tangan yang kuulurkan padamu, dengan begitu lembut. Kau mengajakku untuk bersanding denganmu di atas puncak surga. Hei, mataku nyaris tidak bisa berkedip karena tidak ingin melewatkan satu detik momen penting ini dalam hidupku. Kau benar-benar membiusku, jauh dan semakin jauh.
“Bersediakah kalian menjadi pasangan suami istri untuk selamanya?”
Aku, kau dan seluruh umat manusia seolah-olah menghentikan napas sesaat, hanya untuk menanti sebuah kata ‘iya’ yang meluncur dari mulut kita. Dan kini janji itu sudah tersemat manis di dalam jariku.
Kau dan aku. Bersama selamanya.
Dan aku, tidak akan pernah melepaskanmu.
aduh, siapa yang menikah ini Clara?
ReplyDeleteDirimu kah?
Soo.. romantis..
Love it. xo
clar,cerpenmu nanggung mah. ini kek flash story aja ah....
ReplyDeletega ada naik turunnya >.<
hehehe...jadi inget film siapa tuh, yang kabur mulu: runaway bride apa ya...
ReplyDeleteyang jelas romantis banget dan nice posting
ReplyDeleteSemoga abadi deh.
ReplyDeleteRomantisme bunga-bunga memang mengairahkan.
Salam semangat! Ajarin bikin cerita kayak gitu dong! Hehe...
bersatunya dua hati slalu mendatangkan perasaan bahagia,apalagi jika karena di landasi CINTA...
ReplyDeletehepi wiken,sahabatku....
Cerita yg menarik...
ReplyDeleteTetap berkarya ya...
Sukese sob
@Gek : yang jelas bukan aku yg nikah, Gek, hihihi...
ReplyDelete@mocca chi: iye, harusnya emang bukan masuk kategori cerpen, aku pengin gambarin suasana aja soalnya terinspirasi dari lagu XD
@Bill: aku nggak tau pilem itu, wkwkwkkw
@Munir: makasih loh ^^
@Bahauddin: yap, tul sekali. ajarin? aku nggak punya tips, kecuali banyak baca. coba tanya sama mocca_chi mungkin dia ada tips Xp
@irmasenja: happy wiken juga ^^
@Insan: Trims sukses juga buatmu
cerpen yang romantis dua hati berpadu untuk mengapi serpihan manis mahligai cinta
ReplyDeleteMoga Cinta mereka abdi selamanya..
ReplyDeleteKisah yang romantis.
ini kek dokumenter pelem pribadi hihihi.
ReplyDeleteLo udah merit, clar? hihihih
sangat maniiis aku pengin cepet nikaaah
ReplyDelete